BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Rabu, 29 Februari 2012

Dukung Tim DBL Basket Smansa

Pada tanggal 24 Februari Liga Basket DBL dimulai, banyak suporter Smansa yang pergi untuk menonton dan mendukung tim Smansa. Sayangnya pada saat ini Tim Putra Basket Smansa telah kalah dan yang tersisa hanyalah Tim Putri Basket Smansa. Ayo, menangkan perlombaannya, perlihatkan permainan sportif kalian dan jangan terburu-buru dalam melakukan shooting, pastikan dulu arahnya setelah itu di shoot. Buktikan bahwa Smansa Is The Best. Harapan terakhir kami adalah kalian. Masih ada kesempatan untuk memenangkan lomba ini. Jangan menyerah dan pantang mundur

Rabu, 08 Februari 2012

Happy Birthday for Samarinda

Samarinda, adalah kota di tepi sungai dengan segala kemegahannya seperti Masjid Islamic Center yang terletak berdekatan dengan Sungai Mahakam. Zaman dahulu Samarinda adalah dataran rendah dengan rawa-rawa, dan semua wilayah Samarinda adalah wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai Kartanegara.
Pada saat perang Gowa, pasukan Belanda di bawah Laksamana Speelman memimpin angkatan laut menyerang Makasar dari laut, sedangkan Arupalaka yang membantu Belanda menyerang dari daratan. Akhirnya Kerajaan Gowa dapat dikalahkan dan Sultan Hasanudin terpaksa menandatangani perjanjian yang dikenal dengan "PERJANJIAN BONGAJA" pada tanggal 18 Nopember 1667.
Sebagian orang-orang Bugis Wajo dari kerajaan Gowa ada yang tidak mau tunduk dan patuh terhadap isi perjanjian Bongaja tersebut. Mereka tetap meneruskan perjuangan dan perlawanan secara gerilya melawan Belanda dan ada pula yang hijrah ke pulau-pulau lainnya. Di antaranya ada yang hijrah ke daerah kerajaan Kutai, yaitu rombongan yang dipimpin oleh Lamohang Daeng Mangkona (bergelar Pua Ado yang pertama). Kedatangan orang-orang Bugis Wajo dari Kerajan Gowa itu diterima dengan baik oleh Sultan Kutai.
Atas kesepakatan dan perjanjian, oleh Raja Kutai rombongan tersebut diberikan lokasi di sekitar kampung Melantai, suatu daerah dataran rendah yang baik untuk usaha pertanian, perikanan, dan perdagangan. Sesuai dengan perjanjian bahwa orang-orang Bugis Wajo harus membantu segala kepentingan Raja Kutai, terutama di dalam menghadapi musuh.
Semua rombongan tersebut memilih daerah sekitar muara Karang Mumus (daerah Selili seberang) tetapi daerah ini menimbulkan kesulitan untuk pelayaran karena daerah yang berarus putar (berulak) dengan banyak kotoran sungai. Selain itu dengan latar belakang gunung-gunung (Gunung Selili).
Dengan rumah rakit yang berada di atas air, harus sama tinggi antara rumah satu dengan yang lainnya. Hal ini melambangkan tidak ada perbedaan derajat apakah bangsawan atau tidak, semua "sama" derajatnya dengan lokasi yang berada di sekitar muara sungai yang berulak, dan di kiri kanan sungai daratan atau "rendah". Diperkirakan dari istilah inilah lokasi pemukiman baru tersebut dinamakan SAMARENDA atau lama-kelamaan ejaannya berubah menjadi "SAMARINDA".
Orang-orang Bugis Wajo ini bermukim di Samarinda pada permulaan tahun 1668 atau tepatnya pada bulan Januari 1668 yang dijadikan patokan untuk menetapkan hari jadi kota Samarinda. Kemudian Pada tanggal 21 Januari lalu Samarinda merayakan ulang tahunnya yang ke 344. Samarinda, adalah kota di tepi sungai dengan segala kemegahannya seperti Masjid Islamic Center yang terletak berdekatan dengan Sungai Mahakam.